Rabu, 06 Juni 2012
Unsur-unsur Taubat
Terma dari akar kata "t-w-b" dalam bahasa Arab menunjukkan pengertian: pulang dan kembali. Sedangkan taubat kepada Allah SWT berarti pulang dan kembali ke haribaan-Nya serta tetap di pintu-Nya.
Karena pada dasarnya manusia harus bersama Allah SWT dan selalu berhubungan dengan-Nya, dan tidak menjauhi-Nya. Manusia tidak dapat membebaskan diri dari Allah SWT untuk memikirkan kehidupan fisiknya saja, juga tidak dapat membebaskan dirinya dari Allah SWT karena memikirkan kebutuhan hidup ruhaninya saja. Bahkan kebutuhannya kepada Allah SWT di akhirat akan lebih besar dari kebutuhannya di dunia. Karena kehidupan dan kebutuhan fisik itu secara bersamaan juga dilakukan oleh binatang yang tidak dapat berpikir, sementara kebutuhnan ruhani adalah sisi yang menjadi ciri pembeda manusia dari hewan dan binatang.
Allah SWT telah menciptakan manusia dari dua unsur. Di dalam tubuhnya terdapat unsur tanah, juga unsur ruh. Inilah yang menjadikannya layak dijadikan objek sujud oleh malaikat sebagai penghormatan dan pemuliaan kedudukannya. Allah SWT berfirman:
Syarat Taubat Nasuha
Syarat Taubat Nasuha
Mengikut Manhaj Salaf as-Soleh, antara syara-syarat taubat yang wajib
dipenuhi agar taubat di terima oleh Allah Azza wa-Jalla ialah:
1. Berazam dan bertekad untuk meninggalkan (tidak akan mengulangi lagi) perbuatan dosa yang telah dilakukan.
2. Kesal (menyesali) dan berduka di dalam hati terhadap perbuatan dosa yang dibuat.
3. Bersegera meninggalkan dosa yang telah dilakukan semata-mata kerana Allah.
4. Jika dosa yang dilakukan berkaitan dengan orang lain, syaratnya ia wajib membebaskan dirinya dari hak yang bukan miliknya untuk dikembalikan kepada yang berhak atau minta dihalalkan, ini bererti jika berupa harta benda wajib dikembalikan. Jika berupa fitnah, ghibah (umpatan), penghinaan, cacian, kutukan, laknat dan kezaliman, maka wajib meminta maaf daripada orang tersebut terutama terhadap kezaliman yang dilakukan kepadanya.
sumber(http://albakriah.wordpress.com)
1. Berazam dan bertekad untuk meninggalkan (tidak akan mengulangi lagi) perbuatan dosa yang telah dilakukan.
2. Kesal (menyesali) dan berduka di dalam hati terhadap perbuatan dosa yang dibuat.
3. Bersegera meninggalkan dosa yang telah dilakukan semata-mata kerana Allah.
4. Jika dosa yang dilakukan berkaitan dengan orang lain, syaratnya ia wajib membebaskan dirinya dari hak yang bukan miliknya untuk dikembalikan kepada yang berhak atau minta dihalalkan, ini bererti jika berupa harta benda wajib dikembalikan. Jika berupa fitnah, ghibah (umpatan), penghinaan, cacian, kutukan, laknat dan kezaliman, maka wajib meminta maaf daripada orang tersebut terutama terhadap kezaliman yang dilakukan kepadanya.
sumber(http://albakriah.wordpress.com)
Taubat Nasuha
Langganan:
Postingan (Atom)